Tugas 7: Mencari Makna Semantik Dalam Buku Pelajaran SMP
Kelas VIII
Makna semantik yang terdapat dalam
buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII semester 2 berdasarkan kurikulum
2004 dengan judul “ Bahasa dan Sastra Indonesia.” Pengarang Suharma dkk.
Penerbit Yudhistira.
Halaman 138 : Aspek Kebahasaan
KD: Menguasai dan
Menerapkan Kata yang Mengalami Pergeseran Makna
Indikator: 1. Jenis pergeseran
makna adalah berikut ini.
Aspek Kebahasaan
Menguasai
dan Menerapkan Kata yang Mengalami Pergeseran Makna
Sebelumnya
kamu telah belajar menyampaikan persetujuan, sanggahan, atau penolakan pendapat
dalam diskusi. Kalimat persetujuan, sanggahan, atau penolakan pendapat yang
kamu sampaikan mungkin saja menggunakan kata yang mengalami pergeseran makna.
Perhatikan contoh berikut!
Saya
sependapat dengan saudara Dira,
permasalahan ketertiban lingkungan memang tanggung jawab kita bersama.
Kata
saudara pada kalimat di atas mengalami pergeseran makna. Dulu kata saudara
hanya berarti ‘orang yang seibu seayah atau memiliki hubungan darh’, sekarang
saudara juga berarti’siapansaja yang dianggap sederajat atau berstatus sosial
yang sama’.
Faktor
yang memengaruhi pergeseran makna di antaranya adalah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial budaya, perbedaan bidang
pemakaian, adanya asosiasi atau pertautan makna, pertukaran tanggapan indra,
perbedaan tanggapan, penyingkatan, proses gramatikal, dan adanya pengembang
istilah.
Jenis
pergeseran makna adalah berikut ini.
1) Pergeseran
makna meluas, yaitu makna yang abru lebih luas daripada makna yang lama.
Contoh: kata ibu (dulu berarti ‘orang tua perempuan’, sekarang untuk menyebut
semua perempuan yang kedudukannya lebih tinggi atau patut kita hormati ).
2) Pergeseran
makna menyempit, yaitu makna yang baru lebih sempit daripada makna yang lama.
Contoh: kata sarjana (dulu berarti ‘setiap orang yang pandai’, sekarang untuk
yang bergelar/lulusan perguruan tinggi).
3) Pergeseran
makna amelioratif, yaitu makna yang baru dianggap lebih halus daripada makna
yang lama. Contoh: kata pramuwisma (dianggap lebih lhalus daripada kata
pembantu).
4) Pergeseran
makna peyoratif, yaitu makna yang baru dianggap lebih kasar daripada makna yang
lama. Contoh: kata bini (dianggap lebih kasar daripada kata istri ).
5) Pergeseran
makna sinestesia, yaitu perubahan atau pergeseran makna akibat penukaran indra.
Contoh: kata manis untuk indra pencecap bertukar dengan indra penglihatan,
yaitu pada kalimat Gadis itu manis.
6) Pergeseran
makna karena asosiasi (pertautan makna), yaitu dipertautkan dengan hal-hal
lain. Contoh: kata amplop yang berarti ‘alat untuk menyampul surat’, bisa juga
berarti ‘untuk membungkus uang sogok’.
Perubahan total,
yaitu pergeseran makna yang berubah secara total. Contoh: kata ceramah dulu
berarti ‘cerewet’, sekarang bearti ‘pidato’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar